Setiap desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing demikian halnya dengan Desa Socorejo. Sejarah asal muasal desa seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun temurun dan disampaikan dari mulut ke mulut. Sehingga sulit dibuktikan kebenarannya secara fakta.
Dongeng tentang asal muasal Desa Socorejo diantarannya yang paling populer adalah pada jaman dahulu ada seorang tua yang bertanya pada seorang anak kecil yang sedang menggembala ternak. Orang tua tersebut bertanya “Nak, desa ini namanya apa?”, anak tersebut menjawab “ini desa Mertamu, kek”, ternyata Orang tua tersebut salah dengar, ia mengira anak tersebut berkata “Matamu” dan menjawab “Kamu anak kecil kok berani memata-matakan (memaki-maki) orang tua!!” merasa tidak terima anak kecil tersebut dipukul sampai mati. Setelah beberapa saat orang tua tersebut bertemu dengan orang dewasa yang lewat dan menanyakan hal yang sama dan dijawab sama tapi dengan diperjelas oleh orang dewasa tersebut. Akhirnya orang tua tersebut itu sadar dan mengerti kesalahannya. Dan sejak saat itu desa tersebut berganti nama menjadi Soco yang berarti Mata dan karena kemajuan jaman ditambah nama Rejo dibelakangnya yang berarti ramai. Nama Socorejo dipakai sampai sekarang.
Sejarah Pemerintahan Desa
Pada zaman penjajahan belanda Desa Socorejo tersebut terbagi dalam 3 Dusun yang terdiri dari Dusun Karangdowo, Dusun Soco dan Dusun Boro, tiap Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang dibantu oleh bayan, petengan, kamituwo, dan jogoboyo.
Seiring dengan perkembangan zaman ketiga dusun tersebut berubah menjadi satu desa yaitu desa Socorejo yang terditi dari tiga dusun antara lain dusun Karangdowo, dusun Soco dan dusun Boro. Sejak terbentuk desa Socorejo telah mengalami pergantian kepemimpinan (Kepala Desa) sebgai berikut :