Selamat Datang di Situs Website Resmi Pemerintah Desa Socorejo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban - 'Socorejo Bangkit Berjaya'

Artikel

Lika-liku Wintayah Srikandi Socorejo

30 Juni 2019 22:03:04  Socorejo Bangkit  976 Kali Dibaca  Berita Desa

Socorejo - Jarum jam menunjukkan sekitar pukul 10.00 Wib. Pintu ruang Sekdes Socorejo terbuka sedikit. Mudah untuk tahu apakah Sekdes Wintayah di tempat atau sedang keluar kota, karena pintunya berbahan kaca. 

Saat itu Wintayah nampak serius bekerja menghadap laptopnya. Setelah diijinkan Kades Arief Rahman Hakim, tim Socorejo.id berhasil meminta waktu untuk mendapat cerita lika-liku menjadi Carik. 

Nama Wintayah sebenarnya tak asing lagi bagi warga Socorejo dan pamong desa. Kiprahnya untuk desa pertama kali terekam tahun 1997. Tahun itu dia aktif di Karang Taruna, sekaligus sehari-hari menjadi penjahit rumahan. 

Dua tahun berselang tahun 1999 ada lowongan perangkat desa, dan dia ikut tes mencoba mencari peruntungan. Nasib baik memihaknya, dari Karang Taruna kemudian dipercaya menjadi Kaur Umum. 

Pengalaman di Kaur Umum terbilang cukup menjadi bekal di Sekdes, karena baru berakhir tahun 2017 lalu. 

Tak Pernah Terbesit Jadi Sekdes

Jauh di dalam lubuk hati Wintayah sebenarnya tak pernah terbesit menjadi Sekdes, yang sekarang mendampingi Kades Kang Arief.  Kerja apapun baginya tak jadi soal dan gengsi, tapi perlu adaptasi dan waktu untuk berpikir cepat apalagi ada kata intelek. 

"Jujur saya pendidikan tidak tinggi, mas. Apa yang bisa saya lakukan akan tak bereskan tanpa memikirkan pamrih," Ucap Wintayah. 

Karena support Kang Arief, akhirnya dirinya bergegas mendaftar tes Sekdes. Lagi-lagi tak disangka nasib baik datang lagi. Dirinya kini menduduki kursi Sekdes hingga sekarang. 

Saat tes dirinya hanya selisih 0,6 dengan peserta lainnya. Benar kata Kang Arief, urusan lulus tidaknya serahkan kepada Allah yang mengatur rejeki mahluknya. 

Wintayah sangat bersyukur bisa mendampingi petinggi luar biasa seperti Kang Arief. Karena tiap kali punya ide tak pernah dipatahkan, tapi justru didukung. 

Berbeda dengan petinggi sebelumnya, memang tidak mudah untuk merealisasikan program baik dari idenya. Misalnya penghijauan di sepanjang Pantai Socorejo. Sedari dulu sudah ada ide semacam itu, tapi pimpinan belum berkenan dengan alasan subjektif. 

Karena petinggi waktu itu belum setuju, maka apalah daya sehingga ide tersebut kembali menjadi angan dibenaknya. 

Ide lainnya yang terealisasi yakni batas desa berupa gapura yang dikerjakan oleh FMK. Kendati sudah selesai, tapi realita bangunan jauh dari ekspektasi awal yang diinginkannya. Sehingga sesekali bangunan tersebut jadi bahan guyonan bersama Kang Arief. 

Paling Takut Dipercaya Kang Arief 100%

Duduk di kursi Sekdes tak membuat Wintayah sombong. Justru sebaliknya jiwa raganya dipertaruhkan untuk menjaga amanah yang diterimanya. 

Sekdes yang dikenal cerewet terhadap semua pamongnya ini, ternyata takut pada satu hal dalam mengabdi di Desa Socorejo. Yakni dipercaya 100% oleh Kades Kang Arief. 

Baginya dipercaya penuh oleh petinggi, menjadi PR besar baginya. Soal keuangan sepeserpun dirinya tak berani mengurangi. Beruntung Kang Arief tipikal petinggi yang dermawan. 

Selama menjadi Sekdes, Wintayah mengaku belum merasakan tantangan berat. Karena semua pamong sudah bekerja sudah sesuai tupoksinya. 

Tiap hari pasti keliling mengingatkan tugas perangkatnya. Prinsipnya suka tidak suka menjadi perangkat Socorejo harus menjadi pelayan masyarakat yang kreatif dan cakap. 

"Displin nomor satu dan saya tak pernah lelah mengingatkan semua pamong," imbuh perempuan yang pernah merantau di Jakarta. 

Alasan disiplin nomor satu, karena Wintayah bercermin pada Kang Arief. Dimana kepercayaan 100% itulah yang menggerakkannya untuk bekerja aktif memperbaiki tata kelola desa. 

"Yang saya pegang kejujuran dan keuletan untuk Socorejo," terangnya. 

Kenangan Rekam Jejak 3 Kades Sebelum Kang Arief

Sejak 1997 Wintayah telah mengabdi untuk desa tercintanya. Sepanjang pengabdian itu, dirinya sudah merasakan gaya 4 petinggi memimpin Socorejo. 

Mengenang rekam jejak petinggi, Wintayah masih sangat fasih bercerita. Di era Kades Ahmad Yani dengan enam perangkatnya. Waktu itu kondisi balai desa sepi, karena jarang ngantor. 

Setelah jadi pamong Wintayah memutuskan ngantor sendiri. Selain jadi pamong, dirinya juga fokus di koperasi. Hal unik yang kenangnya, yaitu ketika ada petugas dari Kecanatan Jenu pasti ketemu dia bukan petinggi. 

Perubahan sedikit muncul di era Kades Sufatkur. Sebagai Kades baru Sufatkur masih aktif ngantor di balai desa kurang lebih 1-2 tahunan. Sayangnya semangat tersebut luntur, dan lagi-lagi Wintayah ngantor sendiri sembari mengurus koperasi. 

"Terserah yang lain mau ngantor apa tidak. Yang penting saya tetap ngantor," kenangnya. 

Era berikutnya Kades Saipul. Waktu itu ada himbauan dari kabupaten untuk semua pamong harus ngantor karena sudah dapat insentif Rp600 ribu/bulan.  Kendati demikian, tinggal orangnya jika disiplin pasti ngantor tapi bagi yang bandel ya seperti itu. 

Luar biasa terasa di era Kades Kang Arief. Petinggi alumnus PMII Yogyakarta tersebut sangat visioner dan istilahnya "sat set wat wet dan terukur". 

Banyak prestasi yang ditorehkan semenjak Kang Arief menjabat petinggi. Yang terbaru inovasinya bayar asuransi BPJS Ketenagakerjaan pakai sampah dan hasil laut. (*)

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Aparatur Desa

Back Next

Peta Desa

Sinergi Program

Website Kabupaten Tuban
Taprose Temanku

Agenda

Belum ada agenda

Statistik Penduduk

Info Media Sosial

Lokasi Kantor Desa


Alamat : Jl. Raya Socorejo No. 201 Socorejo
Desa : Socorejo
Kecamatan : Jenu
Kabupaten : Tuban
Kodepos : 62352
Telepon :
Email : desasocorejo@gmail.com

Statistik Pengunjung

  • Hari ini:255
    Kemarin:617
    Total Pengunjung:1.714.642
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:3.143.218.146
    Browser:Mozilla 5.0