Socorejo, 6 Desember 2022 - Polusi udara kini menjadi konsentrasi Pemerintah Desa (Pemdes) Socorejo, Kecamatan Jenu bersama tim CSR PT Semen Indonesia (SIG) Ghopo Tuban.
Untuk menguranginya, ribuan tanam produktif dibagikan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) GhoPO Tuban kepada 24 desa di Kecamatan Kerek, Merakurak, dan juga Jenu. Setiap satu desa menerima 125 tanaman produktif.
Total tanaman yang dibagikan oleh SIG sejumlah 3.000 pohon, yang diserahkan langsung kepada pemerintahan desa, dan nantinya akan dikelola desa. Sedangkan, tanaman produktif tersebut berupa bibit jambu air, jambu kristal, mangga, alpukat dan durian.
Usai menerima 125 pohon produktif, Kepala Desa Socorejo, Zubas Arief Rahman Hakim langsung menanamnya. Menurutnya, program baik yang sudah berjalan selama ini akan teris dilanjutkan.
"Socorejo sebagai wilayah terdampak operasi dari SIG mendapatkan pohon produktif," tutur Kang Arief sapaan akrab Kades Socorejo.
Kang Arief melanjutkan, agar keberadaan industrialisasi di Desa Socorejo terus bisa memberikan dampak positif untuk masyarakat. Selain kepedulian lingkungan, juga penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan ekonomi dan produk UMKM.
Sementara itu, Senior Manager Of Corporate Communication SIG GhoPO Tuban, Setiawan Prasetyo mengatakan, Tujuan dari pemberian bibit tanaman kepada desa diwilayah pengembangan perusahaan ini adalah untuk kelestarian alam dan mengurangi polusi udara.
“Kami berharap masyarakat dapat merawat dengan baik bantuan tanaman produktif dari perusahaan ini. Sehingga, nantinya hasil panen dari tanaman ini dapat dinikmati dan meningkatkan pendapatan atau ekonomi masyarakat,” tandasnya.
Selain itu, juga untuk menjaga kelestarian sumber mata air wilayah pengembangan. Pasalnya, banyak sumber mata air yang berada diwilayah pengembangan perusahaan, seperti Silowo, Kali Plang, Srunggo, Ngipeng, dan banyak lagi mata air lainnya. Selain itu, banyak juga irigasi pertanian yang menggunakan air bawah tanah.
“Bahkan sumber mata air itu saat ini banyak yang digunakan untuk objek wisata. Sehingga, harus kita jaga kelestariannya,” ungkap Setiawan Prastiyo. (*)