Tuban - Selepas diresmikan menjadi Kampung Tangguh Semeru (KTS) oleh Bupati Tuban, Fathul Huda bersama Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono dan Dandim 0811, kini Desa Socorejo, Kecamatan Jenu berlabel Desa Tangguh Bencana (Destana) tahun 2020. 

Label baru tersebut dipikul setelah sosialisasi dan pembentukan Destana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban pada Selasa (14/7/2020) siang di balai desa setempat. 

Hadir pada kesempatan ini, Camat Jenu, M. Maftuchin Riza, Kapolsek Jenu, AKP Rukimin, Danramil Jenu dan sejumlah perwakilan masyarakat dengan menerapkan physical distancing. 

Dalam paparannya, Kepala Desa Socorejo, Jenu, Z. Arief Rahman Hakim mengatakan Pemdes bersama-sama Satgas Covid-19 desa telah bergerak sesuai arahan dari gugus tugas kecamatan dan kabupaten. 

Selama pandemi Covid-19, sosialisasi dan edukasi terus digaungkan baik door to door maupun di media sosial. Adapun langkah kongkritnya melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah fasilitas umum dan lokasi yang rentan terjadi penularan virus. 

"Deteksi dini kami lakukan dengan mengukur suhu tubuh warga dengan Thermo Gun saat acara istighosah kubro, sebelum pelaksanaan sholat jumat, dan pendataan penghuni kos di Socorejo," tutur Kang Arief. 

Tak kalah pentingnya, Pemdes dan Satgas juga tak lelah mengingatkan toko dan kios untuk buka maksimal pukul 21.00 Wib. Hal ini menyesuaikan surat edaran dari kabupaten. 

Socorejo juga telah memiliki relawan KTS berpengalaman menguburkan jenazah Covid-19 dengan protokol kesehatan. Praktik ini telah dilakukan saat ada jenazah dari Surabaya yang dimakamkan di desa setempat. 

Dari sisi ekonomi, seluruh warga terdampak Corona telah mendapatkan bantuan sosial kolaborasi pemerintah, perusahaan dan lain sebagainya. Keberadaan lumbung pangan KTS juga penting, dan berjalan berkat dukungan stakeholder terutama Kapolsek Jenu, AKP Rukimin. 

Sementara Kalaksa BPBD Tuban, Yudi Irwanto menjelaskan sosialisasi sekaligus pembentukan Destana gencar dilakukan di tahun 2020 ini. Bedanya KTS fokus di pandemi Corona, untuk Destana fokus pada seluruh potensi bencana di wilayah setempat. 

"Kami gencar sosialisasi mitigasi dan penanggulangan bencana alam dan non alam. Personil BPBD juga akan dioptimalkan untuk memutus rantai penyebaran virus," sambung mantan Kabag Umum Tuban. 

Edukasi akan masif dilakukan dengan memanfaatkan media komunikasi yang tersedia. Goalnya masyarakat perlahan bisa sadar dan disiplin.

Perlu diketahui, Desa Socorejo memiliki resiko bencana dari sektor laut berupa abrasi dan gelombang tinggi. Selain itu, bencana kegagalan teknologi industri karena Socorejo dikepung oleh perusahaan semen plat merah. (*)