Tuban - Bongkar muat Klinker di Pelabuhan Khusus (Pelsus) PT. Semen Indonesia (Persero) (SIG), belakangan menimbulkan masalah bagi masyarakat Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. 

Awalnya debu yang muncul dianggap wajar oleh warga, akan tetapi lama kelamaan polusi sudah dianggap tidak wajar dan rawan menimbulkan penyakit sesak nafas. 

Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Z. Arief Rahman Hakim setelah mendegar keluhan warganya sempat ragu, karena perusahaan BUMN sekelas SIG sejak berdiri berlabel peduli lingkungan. 

"Banyak keluhan masuk soal polusi debu klinker dan sudah kami sampaikan ke pihak SIG supaya ada perhatian. Posisi Pemdes sebagai penyambung lidah supaya baik masyarakat maupun Pelsus bisa berjalan beriringan," tutur Kang Arief sapaan akrab Kades Socorejo, Rabu (8/7/2020). 

Alumnus UIN Yogyakarta bergerak cepat berkoordinasi dengan pimpinan bagian CSR dan Bina Lingkungan SIG pabrik Tuban supaya segera ada kepedulian. 

Era media sosial saat ini serba cepat, Pemdes Socorejo khawatir jika penanganan dari SIG lamban problem akan semakin runyam. Pemdes siap menjadi fasilitator jika dibutuhkan.

Keterangan warga, polusi debu klinker muncul dari armada truk yang selama 24 jam keluar masuk Pelsus. Saat ini PT. SMI menggenjot eksport klinker melalui Pelsus SIG. Sumber klinker dari PT. SIG dan Dinamix PT. Solusi Bangun Indonesia (SBI). 

Untuk klinker SIG tidak ada masalah, karena lalu lalang armada truk melintasi jalur khusus. Berbeda dengan dari Dinamix, dimana armada truk melintasi jalan nasional dan termasuk kawasan padat penduduk khususnya di Desa Socorejo. 

"Bongkar muat klinker ini bisa memakan waktu 5 sampai 6 hari terus menerus sampai kapal penuh. Polusi debu pun tidak dihindari bagi lingkungan sekitar" imbuh Kang Arief menirukan cerita warganya. 

Setelah diusut ketemu sumber debu yang meresahkan warga. Truk dari Pelsus ke Dinamix, bak belakangnya sengaja dibiarkan terbuka dan tidak ditutup, sehingga debu sisa klinker pun bertebaran mengikuti arah angin. 

Dari temuan ini, warga mendesak Pemdes untuk menghimbau armada truk dari Pelsus ke pabrik Dinamix menutup bak belakangnya. Padahal secara aturan harus ditutup. 

"Kami Pemdes meminta pejabat SIG memperhatikan keluhan ini demi kebaikan bersama," pinta Kades yang membawa Socorejo terbaik 1 nasional BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019. 

Selaim debu klinker, Kang Arief juga menyampaikan ada desas desus tenaga kerja di Pelsus SIG. Kabar yang santer di lapangan, tender outsorcing dimenangkan oleh PT yang kurang profesional. 

Desas desusnya kesejahteraan tenaga kerja berkurang, sehingga mereka gelisah. Sampai hari ini menunggu kontrak dari vendor outsorcing baru tapi belum ada kontrak. 

Petinggi muda pesisir Tuban ini mendorong setiap problem di lapangan cepat di atasi. Dengan tujuan opini liar di tengah masyarakat tidak semakin santer. 

Kang Arief tidak memungkiri SIG telah banyak memberi kontribusi bagi masyarakat dan desa khususnya program pemberdayaan dan lingkungan. Dengan adanya keluhan ini, program-program yang sudah berjalan didorong terus dievaluasi supaya azas kemanfaatanya lebih besar bagi masyarakat. 

Hasil komunikasi Kades Socorejo dengan Manager CSR SIG, Siswanto terus berlanjut. Untuk perhatian SIG mengklaim telah banyak melakukan, hanya perlu ditingkatkan. (*)